Senin, 04 November 2013

APgoodstory(1):Candi Borobudur dan Persiapan Indonesia Menghadapi MEA 2015

                              Candi Borobudur dan Persiapan Indonesia Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015
Oleh: Aditia Pamungkas

Tahun 2015 adalah tahun dimulainya Implemetasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) kurang dari dua tahun lagi. MEA terwujud dari keinginan negara-negara ASEAN untuk mewujudkan ASEAN menjadi kawasan perekonomian yang solid dan diperhitungkan dalam percaturan perekonomian Internasional. Integrasi ekonomi yang diterapkan dalam MEA bukan merupakan integrasi perekonomian seperti yang diterapkan oleh Uni Eropa (European Union) yang memberlakukan mata uang tunggal (euro). Dalam MEA tujuan yang ingin dicapai adalah adanya aliran bebas barang, jasa, dan tenaga kerja terlatih (skilled labor), serta aliran investasi yang lebih bebas. Dalam penerapannya MEA akan menerapkan 12 sektor prioritas, yaitu perikanan, e-travel, e-ASEAN, automotif, logistik, industri berbasis kayu, industri berbasis karet, furnitur, makanan dan minuman, alas kaki, tekstil dan produk tekstil, serta kesehatan.(BOX2:Masyarakat Ekonomi ASEAN,BI)
  Sejak disetujui bersama tahun 2003 dan tahun 2007 direvisi percepatan implementasinya dari tahun 2020 menjadi 2015,Negara anggota ASEAN telah melakukan persiapan yang diukur dengan scorecard. Menurut Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Kemendag Iman Pambagyo, pencapaian score card Indonesia sudah 82 persen.Pencapaian ini diatas rata-rata negara ASEAN lainnya yang baru mencapai 79 persen.
Namun sejumlah pihak tetap skeptis tentang kesiapan Indonesia menghadapi MEA khususnya kemampuan kompetensi dengan negara ASEAN lain di bidang SDM.Tetapi hal ini terbantahkan dengan hasil survei dari Grant Thompson yang menyatakan Indonesia menjadi negara ke-4 dunia dengan modal tenaga kerja dan sumber daya manusia terbaik dan menduduki ranking ke-sepuluh untuk pertumbuhan dan ekonomi pada tahun 2013
Apabila kita membaca sejarah,seharusnya tidak akan ada pihak yang meragukan kemampuan SDM bangsa Indonesia.Hal ini dipertegas dengan salah satu bangunan yang pernah dikatagorikan sebagai  “seven wonder of the world”,Candi Borobudur. Bahkan UNESCO memasukkan Borobudur ke dalam daftar situs warisan dunia pada tahun 1991.Borobudur masuk dalam kriteria Budaya salah satunya "mewakili mahakarya kretivitas manusia yang jenius".
Memang pada awalnya,Sir Thomas Stamford Raffles,figur yang berperan besar dalam pengalian kembali Candi Borobudur yang tertimbun,menyatakan tidak mungkin bangsa Indonesia yang barbar membangun bangunan yang dianggap memiliki salah satu kemajuan teknologi tertinggi dan pencapaian tertinggi dari seni pada saat itu.Namun fakta berkata lain penelitian terkini mengatakan Borobudur sepenuhnya dibangun oleh bangsa Indonesia sendiri karena tidak memiliki kesamaan dengan bangunan sejarah lain yang bernuansa buddha baik di Asia Tenggara,China,dan India.
Tetapi dengan SDM terbaik ini mengapa pada saat perjanjian ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) kita dibuat babak belur oleh barang impor dari China?dimana salah satu indikatornya defisit neraca perdagangan tahun 2012  mencapai $ 2 Billion lebih dengan China. Bukankah dengan SDM terbaik ini kita mampu menghasilkan produk barang dan jasa yang bersaing dengan China?.Mungkin inilah yang menjadi alasan berbagai pihak diatas menyatakan ketidaksiapan Indonesia dalam perjanjian MEA.Bukankah pada saat pemberlakuan ACFTA pemerintah juga menyatakan bahwa Indonesia siap menghadapinya?
Menurut hemat penulis,sumber daya manusia terbaik apabila tidak terkelola dengan baik ujung-ujungnya tidak akan berguna.SDM indonesia saat ini dapat diibaratkan seperti Kapal Titanic yang sangat besar,mewah,dan canggih pada masanya tetapi dikarenakan kesalahan nahkoda dalam menentukan arah kapal tersebut tenggelam menabrak karang batu es sehingga tidak pernah mencapai tujuannya di New York City.Tentu pembaca akan bertanya siapakah nahkhoda SDM Indonesia ini?jawabannya tentu adalah pemerintah.Hal ini sesuai UUD 1945 pasal 31 ayat 5 menyatakan,”Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.”.
Human Development Index (HDI) yang diterbitkan oleh UNDP menjadi penilaian kinerja pemerintah dalam pengembangan SDM.HDI tahun 2012 menunjukan SDM indonesia berada pada peringkat 121, dibawah filipina (114), Thailand(103) ,Malaysia(64), Brunei(30) ,Singapore(18).HDI diukur dengan mengunakan tiga komponen yaitu kesehatan,edukasi(rata-rata tingkat pendidikan dan tingkat pendidikan yang diharapakan),dan standar hidup(pendapatan perkapita).Dikarenakan HDI indonesia masih dibawah negara ASEAN yang disebutkan diatas maka tentu tingkat kesehatan,edukasi dan standar hidup SDM Indonesia dibawah negara ASEAN tersebut.
Kembali lagi pada sejarah,penelitian mengungkapkan alasan kenapa Candi Borobudur bisa dibangun adalah:1.Kemampuan SDM memperoleh beras yang sangat mencukupi (pendapatan yang baik) ,2.Dikarenakan kecukupan sumber makanan yang berasal dari pertanian dibawah Gunung Merapi,SDM yang membangunnya memiliki tenaga dan kesehatan yang baik (kesehatan), 3.Kemampuan SDM dalam konstruksi dan seni serta spirit dalam beragama (Pengetahuan) (History Channel:The Lost Temple Of Java).Dapat kita bandingkan faktor-faktor masyarakat indonesia saat itu berhasil membangun Mahakarya Candi Borobudur sesuai dengan nilai yang baik komponen perhitungan HDI.Oleh karena itu,sudah saatnya pemerintah meninjau kembali dan memperbaiki kebijakan terkait komponen yang menjadi penilaian HDI tersebut karena nilai yang rendah pasti dikarenakan kebijakan atau implementasi yang salah.Pertanyaanya sebelum  MEA yang akan dilaksanakan tahun 2015 apakah mungkin komponen tersebut bisa ditingkatkan dalam waktu yang kurang dari hanya 2 tahun?hanya Tuhan yang tahu jawabannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar