Masyarakat
Ekonomi ASEAN 2015
Oleh: Aditia
Pamungkas
Tahun 2015 adalah tahun
dimulainya Implemetasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) kurang dari dua tahun
lagi. MEA terwujud dari keinginan negara-negara ASEAN untuk mewujudkan ASEAN
menjadi kawasan perekonomian yang solid dan diperhitungkan dalam percaturan
perekonomian Internasional. Integrasi ekonomi yang diterapkan dalam MEA bukan
merupakan integrasi perekonomian seperti yang diterapkan oleh Uni Eropa
(European Union) yang memberlakukan mata uang tunggal (euro). Dalam MEA tujuan
yang ingin dicapai adalah adanya aliran bebas barang, jasa, dan tenaga kerja
terlatih (skilled labor), serta aliran investasi yang lebih bebas. Dalam
penerapannya MEA akan menerapkan 12 sektor prioritas, yaitu perikanan,
e-travel, e-ASEAN, automotif, logistik, industri berbasis kayu, industri
berbasis karet, furnitur, makanan dan minuman, alas kaki, tekstil dan produk tekstil,
serta kesehatan.(BOX2:Masyarakat Ekonomi ASEAN,BI)
Sejak disetujui bersama tahun 2003 dan tahun 2007 direvisi
percepatan implementasinya dari tahun 2020 menjadi 2015,Negara anggota ASEAN
telah melakukan persiapan yang diukur dengan scorecard. Menurut Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional
Kemendag Iman Pambagyo, pencapaian score card Indonesia sudah 82
persen.Pencapaian ini diatas rata-rata negara ASEAN lainnya yang baru mencapai
79 persen.
Namun sejumlah pihak
tetap skeptis tentang kesiapan Indonesia menghadapi MEA khususnya kemampuan
kompetensi dengan negara ASEAN lain di bidang SDM.Tetapi hal ini terbantahkan
dengan hasil survei dari Grant Thompson yang menyatakan Indonesia menjadi negara ke-4 dunia dengan modal tenaga
kerja dan sumber daya manusia terbaik dan menduduki ranking ke-sepuluh untuk
pertumbuhan dan ekonomi pada tahun 2013
Apabila kita membaca sejarah,seharusnya tidak akan ada pihak yang
meragukan kemampuan SDM bangsa Indonesia.Hal ini dipertegas dengan salah satu
bangunan yang pernah dikatagorikan sebagai “seven wonder of the world”,Candi Borobudur.
Bahkan UNESCO memasukkan Borobudur ke dalam daftar situs warisan dunia pada tahun 1991.Borobudur masuk dalam
kriteria Budaya salah satunya "mewakili mahakarya kretivitas manusia yang jenius".
Memang pada awalnya,Sir Thomas Stamford Raffles,figur yang berperan
besar dalam pengalian kembali Candi Borobudur yang tertimbun,menyatakan tidak
mungkin bangsa Indonesia yang barbar membangun bangunan yang dianggap memiliki
salah satu kemajuan teknologi tertinggi dan pencapaian tertinggi dari seni pada
saat itu.Namun fakta berkata lain penelitian terkini mengatakan Borobudur
sepenuhnya dibangun oleh bangsa Indonesia sendiri karena tidak memiliki
kesamaan dengan bangunan sejarah lain yang bernuansa buddha baik di Asia
Tenggara,China,dan India.
Tetapi dengan SDM terbaik ini mengapa pada saat perjanjian ASEAN-China
Free Trade Agreement (ACFTA) kita dibuat babak belur oleh barang impor dari
China?dimana salah satu indikatornya defisit neraca perdagangan tahun 2012 mencapai $ 2 Billion lebih dengan China. Bukankah dengan SDM terbaik
ini kita mampu menghasilkan produk barang dan jasa yang bersaing dengan China?.Mungkin
inilah yang menjadi alasan berbagai pihak diatas menyatakan ketidaksiapan
Indonesia dalam perjanjian MEA.Bukankah pada saat pemberlakuan ACFTA pemerintah
juga menyatakan bahwa Indonesia siap menghadapinya?
Menurut hemat penulis,sumber daya manusia terbaik apabila tidak
terkelola dengan baik ujung-ujungnya tidak akan berguna.SDM indonesia saat ini
dapat diibaratkan seperti Kapal Titanic yang sangat besar,mewah,dan canggih pada
masanya tetapi dikarenakan kesalahan nahkoda dalam menentukan arah kapal
tersebut tenggelam menabrak karang batu es sehingga tidak pernah mencapai
tujuannya di New York City.Tentu pembaca akan bertanya siapakah nahkhoda SDM
Indonesia ini?jawabannya tentu adalah pemerintah.Hal ini sesuai UUD 1945 pasal
31 ayat 5 menyatakan,”Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menjunjung tinggi nilai nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia.”.
Human Development Index (HDI) yang diterbitkan oleh UNDP menjadi
penilaian kinerja pemerintah dalam pengembangan SDM.HDI tahun 2012 menunjukan
SDM indonesia berada pada peringkat 121, dibawah filipina (114), Thailand(103) ,Malaysia(64),
Brunei(30) ,Singapore(18).HDI diukur dengan mengunakan tiga komponen yaitu
kesehatan,edukasi(rata-rata tingkat pendidikan dan tingkat pendidikan yang
diharapakan),dan standar hidup(pendapatan perkapita).Dikarenakan HDI indonesia
masih dibawah negara ASEAN yang disebutkan diatas maka tentu tingkat
kesehatan,edukasi dan standar hidup SDM Indonesia dibawah negara ASEAN
tersebut.
Kembali lagi pada sejarah,penelitian mengungkapkan alasan kenapa Candi
Borobudur bisa dibangun adalah:1.Kemampuan SDM memperoleh beras yang sangat
mencukupi (pendapatan yang baik) ,2.Dikarenakan kecukupan sumber makanan yang
berasal dari pertanian dibawah Gunung Merapi,SDM yang membangunnya memiliki
tenaga dan kesehatan yang baik (kesehatan), 3.Kemampuan SDM dalam konstruksi
dan seni serta spirit dalam beragama (Pengetahuan) (History Channel:The Lost
Temple Of Java).Dapat kita bandingkan faktor-faktor masyarakat indonesia saat
itu berhasil membangun Mahakarya Candi Borobudur sesuai dengan nilai yang baik komponen
perhitungan HDI.Oleh karena itu,sudah saatnya pemerintah meninjau kembali dan
memperbaiki kebijakan terkait komponen yang menjadi penilaian HDI tersebut
karena nilai yang rendah pasti dikarenakan kebijakan atau implementasi yang
salah.Pertanyaanya sebelum MEA yang akan
dilaksanakan tahun 2015 apakah mungkin komponen tersebut bisa ditingkatkan
dalam waktu yang kurang dari hanya 2 tahun?hanya Tuhan yang tahu jawabannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar