Selasa, 05 November 2013

SIPENIPU ORANG KAMPUNG
Oleh:Aditia Pamungkas

Nak...ini adalah sebuah kisah lama yang Ayah alami ketika masih merantau ke Tanah Sunda untuk belajar di Institut Terbaik Bangsa.
Saat itu dua minggu sehabis Idul Fitri tahun ketiga Ayah kuliah,Ayah dan teman-teman sekampus,Johan dan Heri kembali ke Tanah Sunda setelah memuaskan rindu di kampung halaman, Padang Kota Tercinta dengan mengunakan bus.Diperjalanan kami satu bus dengan seorang gadis sangat jelita tapi dari penampilannya dia seperti seorang gadis dari kampung yang baru merantau ke Bandung.
Johan dan Heri sangat terpesona akan kecantikan gadis itu,mungkin kalau zaman sekarang seperti Ananda melihat girlband dari Korea yang ananda gandrungi itu.Tanpa sadar seorang bapak tua memperhatikan mereka berdua yang asyik menatap gadis itu menegur.”Nak,mengapa kau melihat gadis itu terlalu lama?tidak baik itu.”.Ujar bapak itu kepada Johan dan Heri.”Owh maaf Pak,kami sangat terpana akan kecantikan gadis itu.”.Balas Johan.”Hahahah,tahukah kamu Nak,gadis cantik itu adalah anak gadis Bapak?’.Sehenyak Heri dan Johan mendengar hal itu sangat terkejut dan malu,ternyata yang menegur mereka adalah ayah sigadis cantik itu.Johan yang merasa malu kemudian mengalihkan topik pembicaraan,”Owh maaf kelancangan kami pak,kalau boleh tahu apa tujuan Bapak ke Bandung?.”Tanya Johan.”Anak gadis  bapak yang kau lihat itu,baru saja menikah dengan lelaki tampan yang duduk disampingnya itu dan bapak berniat untuk mengantarkannya sekaligus ingin melihat tempat tinggal menantu bapak itu.” Jawab Bapak itu.”Dan lihatlah menantu bapak dia sangat gagah bukan? seperti penjabat.Asal ananda tahu,dia adalah seorang pengusaha toko buku yang sukses di Bandung.” Lanjut Bapak tua itu.Johan melihat sepintas lelaki tersebut,berpakaian baju flamboyan,celana dasar putih,rambut klimis basah dengan minyak tauco dan disampingnya tas presiden,Johan pun bergumam,”Memang pantas lelaki ini bersanding dengan gadis itu.”.
Tak terasa,dua hari berlalu kami berada di dalam bus dan sudah sampai di Kota Bandung.Berpisahlah ayah dan teman-teman  ayah dengan gadis cantik,bapak tua dan menantunya diterminal.Dua minggu kemudian,ayah dan teman-teman ayah berkeliling dikawasan pertokoan buku Palasari.Seperti biasa,semester baru,maka mahasiswa diwajibkan untuk mencari buku-buku sebagai bahan referensi perkuliahan.Terlihat oleh Ayah,buku yang ayah cari dijual oleh seorang pedagang buku kecil yang berlapakkan sebuah gerobak kecil dan persediaan buku yang dijual sedikit.Ayah-pun mengambil buku tersebut,melihat isinya,tertarik kemudian Ayah pun menanyakan harganya kepada penjual.”Kang berapa harga buku ini?”.Tanya Ayah.”Dua puluh lima ribu Rupiah dek.”Jawab sipenjual.Ayahpun melihat kepada penjual kemudian terdiam,bukan karena harga buku yang mahal,tetapi melihat wajah penjualnya.Ternyata dia adalah menantu Bapak Tua yang Ayah temui di bus perjalanan ke Bandung dulu.Walaupun dia berpakaian lusuh,rambut acak-acakan dan agak sedikit beraroma kurang enak,berbeda dengan penampilannya saat bersama didalam bus.
Ayahpun bertanya,”Uda(panggilan abang di Minang),bukankah uda yang bersama dengan saya pada perjalanan di bus dua minggu lalu?”.Sontak mendengar pertanyaan Ayah,Uda itupun berubah raut mukanya.”Bukan,akang tidak pernah melakukan perjalanan dengan bus dalam bulan ini.”.Elak Uda itu dengan tergagap.Kebetulan Johan dan Heri menghampiri ayah,pada saat melihat penjual tersebut,merekapun juga terkejut,terlihat dari raut mukanya.”Uda bukankah uda yang satu perjalanan dengan kita dua minggu lalu?”.Tanya Johan sama.”Bukan,kalian salah orang!”.Elak Uda itu.Johan yang bersifat keras dan pantang menyerah berujar,”Tidak mungkin saya salah,Uda menantu Bapak Tua yang saya lihat dua minggu lalu,memang penampilan Uda berubah tetapi wajah Uda tetap sama!!”.Beberapa menit kemudian akhirnya Uda itupun menyerah,dia pun berkata,”Owya maaf Uda lupa,memang benar kita satu perjalanan di bus kemarin.”.Johanpun membalas,”Lalu dimana toko uda yang besar seperti dikatakan Bapak Tua?”.”Sudah terbakar Diak,saat Uda ber-idul fitri,toko tersebut habis dilalap api,akhirnya terpaksa uda menjual dengan gerobak disini.”Balas si Uda.”Terus dimana sekarang mertua dan istri uda?”Tanya Johan.”Mereka sekarang sudah kembali lagi kekampung dik,ada hal yang harus mereka lakukan disana.”Timpal si Uda.”Owh,baiklah uda,sampaikan salam saya untuk mereka ya,kami pergi dahulu.”Ujar Johan.”Baiklah dik.”Jawab Uda.
Sepanjang perjalanan pulang,kami semua tertawa geli menyikapi perilaku si Uda tersebut.”Tidak terbayangkan olehku kawan,ternyata si Uda,menantu kebanggaan si Bapak Tua itu ,yang mengaku sebagai pengusaha toko buku sukses adalah penipu ulung,pastilah si Bapak dan Anak Gadisnya itu meninggalkan si Uda pembohong itu sehingga mereka kembali ke Padang.”Kata Johan sambil tertawa terbahak-bahak.”Iya sobat,pastilah malu Bapak itu dikampung halamannya mengetahui menantunya itu ternyata pedagang buku gerobak.”Timpal Heri.”Sayang sekali ya,secantik apapun anak bapak itu,kalau berstatus janda pastilah orang sungkan untuk menikahinya kecuali seorang duda.”Balas Johan.”Andai saja kau bertemu dengan gadis itu lebih dahulu Johan,pastilah si Bapak lebih senang menjadikan kamu sebagai menantunya,daripada si Uda penipu itu.”Ayah menyahuti dan menyelesaikan percakapan kami.

“Begitulah anakku, dalam hidup kita jangan terlalu percaya dengan penampilan seseorang,semua itu bisa menipu.”Ayah memberi wejangan padaku.”Iya ayah,pengalaman ayah ini sepertinya selalu terjadi setiap lima tahun”.Jawabku.”Loh?mana ada setiap lima tahun terjadi?”Tanya heran ayahku.”Iya ayah,cerita ayah kalau dianalogikan mirip dengan para wakil rakyat yang berpenampilan baik kemudian mengumbar-umbar harapan kepada orang-orang kampung agar memilih mereka agar duduk di Senayan kemudian pada akhirnya pada saat mereka terpilih,orang kampung itu ternyata hanya ditipu oleh mereka.”Jelasku kepada ayah.”Hahahaha,ada-ada saja kamu.”Ayah menutup percakapan ini kemudian pergi ke kamar untuk beristirahat.

Senin, 04 November 2013

APgoodstory(1):Candi Borobudur dan Persiapan Indonesia Menghadapi MEA 2015

                              Candi Borobudur dan Persiapan Indonesia Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015
Oleh: Aditia Pamungkas

Tahun 2015 adalah tahun dimulainya Implemetasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) kurang dari dua tahun lagi. MEA terwujud dari keinginan negara-negara ASEAN untuk mewujudkan ASEAN menjadi kawasan perekonomian yang solid dan diperhitungkan dalam percaturan perekonomian Internasional. Integrasi ekonomi yang diterapkan dalam MEA bukan merupakan integrasi perekonomian seperti yang diterapkan oleh Uni Eropa (European Union) yang memberlakukan mata uang tunggal (euro). Dalam MEA tujuan yang ingin dicapai adalah adanya aliran bebas barang, jasa, dan tenaga kerja terlatih (skilled labor), serta aliran investasi yang lebih bebas. Dalam penerapannya MEA akan menerapkan 12 sektor prioritas, yaitu perikanan, e-travel, e-ASEAN, automotif, logistik, industri berbasis kayu, industri berbasis karet, furnitur, makanan dan minuman, alas kaki, tekstil dan produk tekstil, serta kesehatan.(BOX2:Masyarakat Ekonomi ASEAN,BI)
  Sejak disetujui bersama tahun 2003 dan tahun 2007 direvisi percepatan implementasinya dari tahun 2020 menjadi 2015,Negara anggota ASEAN telah melakukan persiapan yang diukur dengan scorecard. Menurut Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Kemendag Iman Pambagyo, pencapaian score card Indonesia sudah 82 persen.Pencapaian ini diatas rata-rata negara ASEAN lainnya yang baru mencapai 79 persen.
Namun sejumlah pihak tetap skeptis tentang kesiapan Indonesia menghadapi MEA khususnya kemampuan kompetensi dengan negara ASEAN lain di bidang SDM.Tetapi hal ini terbantahkan dengan hasil survei dari Grant Thompson yang menyatakan Indonesia menjadi negara ke-4 dunia dengan modal tenaga kerja dan sumber daya manusia terbaik dan menduduki ranking ke-sepuluh untuk pertumbuhan dan ekonomi pada tahun 2013
Apabila kita membaca sejarah,seharusnya tidak akan ada pihak yang meragukan kemampuan SDM bangsa Indonesia.Hal ini dipertegas dengan salah satu bangunan yang pernah dikatagorikan sebagai  “seven wonder of the world”,Candi Borobudur. Bahkan UNESCO memasukkan Borobudur ke dalam daftar situs warisan dunia pada tahun 1991.Borobudur masuk dalam kriteria Budaya salah satunya "mewakili mahakarya kretivitas manusia yang jenius".
Memang pada awalnya,Sir Thomas Stamford Raffles,figur yang berperan besar dalam pengalian kembali Candi Borobudur yang tertimbun,menyatakan tidak mungkin bangsa Indonesia yang barbar membangun bangunan yang dianggap memiliki salah satu kemajuan teknologi tertinggi dan pencapaian tertinggi dari seni pada saat itu.Namun fakta berkata lain penelitian terkini mengatakan Borobudur sepenuhnya dibangun oleh bangsa Indonesia sendiri karena tidak memiliki kesamaan dengan bangunan sejarah lain yang bernuansa buddha baik di Asia Tenggara,China,dan India.
Tetapi dengan SDM terbaik ini mengapa pada saat perjanjian ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) kita dibuat babak belur oleh barang impor dari China?dimana salah satu indikatornya defisit neraca perdagangan tahun 2012  mencapai $ 2 Billion lebih dengan China. Bukankah dengan SDM terbaik ini kita mampu menghasilkan produk barang dan jasa yang bersaing dengan China?.Mungkin inilah yang menjadi alasan berbagai pihak diatas menyatakan ketidaksiapan Indonesia dalam perjanjian MEA.Bukankah pada saat pemberlakuan ACFTA pemerintah juga menyatakan bahwa Indonesia siap menghadapinya?
Menurut hemat penulis,sumber daya manusia terbaik apabila tidak terkelola dengan baik ujung-ujungnya tidak akan berguna.SDM indonesia saat ini dapat diibaratkan seperti Kapal Titanic yang sangat besar,mewah,dan canggih pada masanya tetapi dikarenakan kesalahan nahkoda dalam menentukan arah kapal tersebut tenggelam menabrak karang batu es sehingga tidak pernah mencapai tujuannya di New York City.Tentu pembaca akan bertanya siapakah nahkhoda SDM Indonesia ini?jawabannya tentu adalah pemerintah.Hal ini sesuai UUD 1945 pasal 31 ayat 5 menyatakan,”Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.”.
Human Development Index (HDI) yang diterbitkan oleh UNDP menjadi penilaian kinerja pemerintah dalam pengembangan SDM.HDI tahun 2012 menunjukan SDM indonesia berada pada peringkat 121, dibawah filipina (114), Thailand(103) ,Malaysia(64), Brunei(30) ,Singapore(18).HDI diukur dengan mengunakan tiga komponen yaitu kesehatan,edukasi(rata-rata tingkat pendidikan dan tingkat pendidikan yang diharapakan),dan standar hidup(pendapatan perkapita).Dikarenakan HDI indonesia masih dibawah negara ASEAN yang disebutkan diatas maka tentu tingkat kesehatan,edukasi dan standar hidup SDM Indonesia dibawah negara ASEAN tersebut.
Kembali lagi pada sejarah,penelitian mengungkapkan alasan kenapa Candi Borobudur bisa dibangun adalah:1.Kemampuan SDM memperoleh beras yang sangat mencukupi (pendapatan yang baik) ,2.Dikarenakan kecukupan sumber makanan yang berasal dari pertanian dibawah Gunung Merapi,SDM yang membangunnya memiliki tenaga dan kesehatan yang baik (kesehatan), 3.Kemampuan SDM dalam konstruksi dan seni serta spirit dalam beragama (Pengetahuan) (History Channel:The Lost Temple Of Java).Dapat kita bandingkan faktor-faktor masyarakat indonesia saat itu berhasil membangun Mahakarya Candi Borobudur sesuai dengan nilai yang baik komponen perhitungan HDI.Oleh karena itu,sudah saatnya pemerintah meninjau kembali dan memperbaiki kebijakan terkait komponen yang menjadi penilaian HDI tersebut karena nilai yang rendah pasti dikarenakan kebijakan atau implementasi yang salah.Pertanyaanya sebelum  MEA yang akan dilaksanakan tahun 2015 apakah mungkin komponen tersebut bisa ditingkatkan dalam waktu yang kurang dari hanya 2 tahun?hanya Tuhan yang tahu jawabannya.